Pada dia yang menawan sekali, Ingin sekali kutangisi perihal kemarin. Masih terasa hantaman ketika dirimu memintaku mengubur perasaanku padamu secara paksa karena menurutmu rasa yang kumiliki belumlah dalam. Salah besar. Kamu salah. Dalam sekali apa yang kurasakan, 4 hari setelah pernyataanmu itu perasaanku tak menentu, merana. Setelahnya kusadari aku pernah menghina Zainuddin dengan menyebutnya alay dan lebay saat galau merana ketika Hayati memilih menikah dengan pria yang kaya, Zainuddin sempat sakit pula. Kusadari hal itu sepertinya karma bagiku ketika tiba-tiba pada hari ke 5 merana tak menentu dan berakhir sakit. Merasa bersalah sekali pada Zainuddin.
Aku tak pernah tahu riuh apa yang kamu hadapi. Beri tahu aku bagaimana cinta yang kamu mau? Tak perlu lagi kuupayakan, kah? Atau memang aku yang tidak pernah kamu inginkan? Ah aku benar-benar kalah kali ini. Harus kegiatan apalagi yang kulakukan agar sejenak dapat aku melupakanmu? It feels heavy, but i know it will pass. Ah berapa kekalahan lagi yang harus kutelan.
Hari ini penghujung bulan Juli hari Rabu tanggal 30. Bulan kelahiranku yang selama sebulan ini badai menghantam memporak-porandakan hidupku, di dunia ini aku banyak takutnya, salah satunya takut tidak bisa menghilangkan rasa ini. Lagu Bimbang-nya Melly Goeslaw dan segelas kopi menemaniku, sengaja kuputar berulang kali lagu Bimbang ini. Suasananya cocok hanya untuk sekadar menangis, tapi malah teringat bahwa i’am fall in love with the most unexpected person haha. Doaku untukmu selalu, may Allah take care of you everywhere, everysecond, everyminute. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar