28 Mei sampai 1 Juni Sovia hectic sekali. Tanggal 28 berangkat kuliah diantar Amri dengan drama yang sangat astaghfirullah. Lalu terburu takut telat di Matkulnya Bu Anna, setelahnya mengadakan diskusi buku sekelas di warung mie Basoeki dihadiri Nizar, Marsha, Amma, Anggi, Mbak Hani, Farhan, Cahyo, dan Mas Firdan. Setelahnya aku ke rumah Amma di Wawar Kidul, Jambu, Semarang untuk packing barang keberangkatan PJTL (Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut) dan menunggu Amma mendapat izin dari pondok. Aku dan Amma berangkat pukul 21.00, tiba di Salatiga pukul 21.59. Amma, Khilsya, dan aku menginap di kosnya panitia PJTL (Mbak Anas). Paginya kegiatan PJTL dimulai di Kampus 1 UIN Salatiga. Sore dan seterusnya sampai hari terakhir PJTL dilaksanakan di Panti Asuhan Darul Hadlonah Pabelan, Kabupaten Semarang. Aku dengan beberapa teman tersesat. Tapi senja waktu itu indah sekali. Aku jatuh cinta pada Salatiga dan senjanya. PJTL asik sekali. Bener-bener aku bisa belajar di mana pun, kapan pun, bagaimana pun, dengan siapa pun. 5 hari 4 malam yang terasa manis.
Blogbahir
Minggu, 08 Juni 2025
Rabu, 07 Mei 2025
Barca, Senja, Gerimis, dan Sekuntum Bunga Kambojanya Panji Sakti.
Rabu, 7 Mei 2025. Padamu, seorang pujangga. Aku mengingatmu. Dua hari belakangan. Aku menulis ini dengan mendengarkan lagu dari aplikasi spotify yang sudah ku kumpulkan lagu kegemaranmu dan kesukaanku pada satu album, barusan terputar lagu Sekuntum Bunga Kamboja lalu Night Changes. Kali ini gerimis, pukul 18.44 WIB. Sedang apakah engkau? Mengingatku, kah?
Semalam semifinal leg kedua Barca Melawan Inter Milan di San Siro dengan pertandingan yang sangat menegangkan. Agregat 7-6, dan itu sedikit menyakitkan. Hari ini aku melewati hari yang terasa sangat panjang. Barca kalah di semifinal dengan sangat tipis, presentasi, presentasi lagi, membuat film untuk acara seminar, mengedit, lalu pulang dari kampus menjelang maghrib disuguhi gerimis dan senja yang sangat menawan. Perasaanku menghangat mengingat senja dan dirimu. Ah masih kuingat puisi senja itu, tersenyum-senyum mengingat kegeeranku dengan menganggap puisi itu untukku.
Baru dua kali aku merasakan senja seindah dan semenenangkan itu. Pertama di Pantai Pandawa Bali bulan Mei 2022 dan sore barusan, mungkin suatu saat aku akan merasakannya berkali-kali bersamamu?
Aku Tidak Menunggu Walau Punya Banyak Buku
Seperti sajak puisi Pak Sapardi, -‘Aku ingin mencintaimu dengan sederhana’. Sama sederhananya dengan denganku. Aku hanya ingin menyimpan apa yang kurasa dalam diam, serahasia mungkin, hingga debarannya tidak diketahui oleh dirimu. Di usia 17 tahun, seorang gadis remaja lugu yang merasa masa putih abunya sangatlah menyenangkan tanpa genre romance, yang tiap harinya hanya haha hihi bareng temen. Ah, kenapa puisi senja itu kau tulis di room chatku, tak punya buku catatankah dirimu atau sekadar notes di SmartPhone?
Sungguh! Beberapa hari kemudian kau memposting puisi senja itu dengan foto diriku berlatarkan senja. Ah, kepalang percaya diri aku! Memalukan! Setengah gila rasanya! Cengar-cengir nggak jelas. Tapi aku merasa itu bukan untuk diriku. Dan kurasa tebakanku benar.
Kau berangkat menimba ilmu di tempat jauh. Sementara aku terpaku dengan ketidakjelasan prasangkaku sendiri. Kuhibur diriku sendiri dengan menyatakan ‘Tak apa pergilah sejauh dan selama mungkin, aku tetap menunggu. Aku punya banyak buku’, hampir gila dengan prasangka-prasangka yang bercokol di kepalaku membentuk kusutan benang ruwet, dan mungkin susah diurai.
25 September 2024. Sepulang kuliah jam 4 sore setelah presentasi mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam, aku menuliskan beberapa baris doa untuk harimu itu, dengan harapan bingkisan-bingkisan yang kulangitkan sampai kepadamu dalam bentuk kebaikan yang terus menyertai. Hanya saja pada hari itu juga kamu membuat sebuah instastory yang mana dapat kutebak bahwa isinya tidak kau tujukan untuk diriku. Aku berasumsi bahwa mungkin saja dirimu memang memiliki pujaan hati. Dan itu bukan aku.
Aku benci menjadi perempuan yang sibuk dengan perasaan dan prasangkanya. Sudah cukup. Aku ingin berkembang, dan aku tahu caranya. Aku tidak boleh menunggumu. Bulan Oktober akhir kuberanikan diriku mengungkapkan apa yang kurasa. Sedikit ekstrem, namun kata pepatah bahwa cinta yang tidak diungkapkan tidak akan menjadi apa-apa. Aku menaruh harapan apapun. Aku hanya jujur. If we never try how will we know, kan?
Setelahnya, aku menjalani hidupku dengan ringan tanpa prasangka apapun. Karena aku tidak menunggu. Aku hanya berkembang.
Hari ini Selasa tanggal 6 Mei 2025. Perasaanku masih menghangat ketika mengingat tentang dirimu, hangatnya persis ketika pertama kali aku menyadari apa yang kurasa. Aku ingin sekali rasa-rasanya memberitahu seluruh dunia, mungkin perasaanku mendapatkan balasan. Hanya saja aku hanyalah gadis remaja menuju dewasa berusia 18 tahun. Cita-citaku banyak, memiliki ambisi besar, dan terus mengumandangkan slogan ‘If we never try how will we know?’ dan ‘YOLO!’ (You Only Live Once).
If you go i’ll stay. Aku tidak menunggumu walau aku punya banyak buku. Tapi aku di tempat yang sama. Semoga kamu tidak tersesat di jalan. Apapun nanti, mungkin aku bisa menerima. Ah, nanti pukul 02.00 dini hari Barca lawan Inter Milan Leg kedua UCL di San Siro, Leg pertama hasil 3-3. Sedang apa kamu? Kasihan sekali dirimu, rasa-rasanya baru kali ini aku insecure. Merasa kerdil sekali jikalau bersamamu. Aku bukan lulusan pondok pesantren, yali-yali pun tidak (kurang suka aku memakai gamis). Kalau tak menjadi soal buatmu maka tak apalah 9/10 tahun mendatang, siapa tahu memang tulang rusukmu yang kucuri tempo dahulu.
Kamis, 06 Maret 2025
Habis ini Tidak Lupa
Hai, hari ini lewat tutorial YouTube channel TAZ aku membuat blog ini. Kurasa perjalananku abadi dalam kenang blog ini. Semoga.
Menjadi Pers ketika Senja
28 Mei sampai 1 Juni Sovia hectic sekali. Tanggal 28 berangkat kuliah diantar Amri dengan drama yang sangat astaghfirullah. Lalu terburu t...
-
Rabu, 7 Mei 2025. Padamu, seorang pujangga. Aku mengingatmu. Dua hari belakangan. Aku menulis ini dengan mendengarkan lagu dari aplikasi s...
-
Seperti sajak puisi Pak Sapardi, - ‘Aku ingin mencintaimu dengan sederhana’. Sama sederhananya dengan denganku. Aku hanya ingin menyimpan ...
-
Hai, hari ini lewat tutorial YouTube channel TAZ aku membuat blog ini. Kurasa perjalananku abadi dalam kenang blog ini. Semoga.